Jumat, 24 Juni 2011

7-7

Tujuh Juli,,,

oke sebaiknya aku melewatkan hari itu dengan bersenang2,,
melupakan perayaan di ahri yang sama di tempat yang berbeda..

dimana aku harus melewatinya?
di malng?
bali?
di keretaa?
atau hutan?

hmmm.......

just forget it muth, coz he can move on, so why u're not?

ETIKA MENGHINDARI PERILAKU KUMUH AWAM UNTUK KESEHATAN MASYARAKAT

Permasalahan yang ada di lingkungan hidup masyarakat yang tinggal di wilayah kumuh sangatlah beragam, mulai dari mewabahnya penyakit, baik itu penyakit menular ataupun tidak menular, pencemaran (air dan udara) bahkan juga bencana seperti banjir dan lain sebagainya. Wabah penyakit dapat terjadi akibat perilaku masyarakat awam sekitar yang minim pengetahuan akan norma dan etika yang berlaku pada umunya. Larangan sederhana seperti jangan membuang sampah sembarangan kerapkali diindahkan oleh masyarakat kumuh awam tersebut. Padahal banyak sekali bahaya yang mengintai terutama pada kesehatan yang diakibatkan oleh kebiasaan sederhana tapi sering tersebut.
Kesehatan merupakan hal yang sangat berharga dan mahal harganya. Ada bermacam-macam etika dalam upaya untuk menghindari perilaku kumuh awam untuk kesehatan masyarakat, antara lain :

1. Tidak membuang sampah sembarangan
Sampah merupakan masalah klasik yang hingga saat ini belum ada penyelesaian yang tepat. Sampah dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya banjir, padahal perilaku masyarakat itu sendirilah yang menyebabkan banjir. Membuang sampah sembarangan, selain dapat menyebabkan banjir menyebabkan timbulnya penyakit. Sampah-sampah yang menumpuk pada tempat tertentu dapat mengundang datangnya hewan kotor seperti lalat atau belatung, juga bakteri-bakteri seperti E.coli, Salmonella dan lain-lain. Bahkan ada di beberapa rumah warga yang memiliki kebiasaan menimbun sampah di rumah. Lemahnya kesadaran masyarakat akan hal ini menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan yang terjadi di masyarakat dewasa ini, dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara pengelolaan sampah yang sesuai sehingga sampah yang tiap hari terus meningkat tersebut tidak tertangani kemudian jadilah pencemaran dari sampah tersebut, dari pencemaran udara, tanah bahkan sampai airpun tercemar oleh sampah yang tidak dikelola dengan baik. Untuk menangani hal ini semua perlu ditumbuhkannya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan limbah, terutama limbah rumah tangga. Penyakit yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan khususnya lingkungan sungai adalah penyakit kulit dan juga diare. Kurangnya sarana air bersih juga menjadi penyebab merebaknya kedua penyakit ini. Kasus diare mempunyai korelasi dengan perilaku masyarakat, penyediaan kualitas air bersih dan kepemilikan jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan. Kepemilikan sarana kesehatan lingkungan menjadi salah satu pendukung agar penyakit diare tidak menyerang warga. Sarana kesehatan tersebut meliputi kepemilikan Sarana Air Bersih (SAB) dan kepemilikan jamban. Disamping kasus diare terdapat penyakit lain yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan sungai yakni penyakit kulit.

2. Mandi, cuci dan kakus (MCK) di tempat yang benar.
Sungai merupakan salah satu bagian dari lingkungan, dimana keberadaan dari sungai sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Pada zaman dahulu sungai berfungsi sebagai sarana transportasi untuk menuju ke daerah lain, bahkan sungai juga sebagai tempat mencuci dan mandi, selain itu sungai juga dapat dimanfaatkan untuk irigasi. Sungai merupakan tempat pembuangan akhir limbah cair dari berbagai kegiatan manusia, sebelum akhirnya dialirkan ke danau atau laut. Sistem drainase kota dimulai dari permukiman, perdagangan dan drainase alami yang alirannya akan berakhir di sungai. Kondisi ini akan mengakibatkan semua bahan pencemar yang terlarut dalam bentuk limbah cair akan masuk kedalam aliran sungai. Kondisi sungai akan menetukan kualitas airnya untuk dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Jika melihat kondisi sungai sekarang sangat jauh berbeda dengan kondisi sungai jaman dahulu. Pola perilaku masyarakat bantaran sungai turut menjadi penentu dari kualitas air sungai tersebut. Manusia selalu berusaha untuk mencintai alam dan hidup selaras dengannya sehingga menganggap sungai memiliki kehidupan yang patut dihargai. Pada saat yang bersamaan, juga bisa menjadi sesuatu yang menakutkan bagi manusia. Alam itu hebat dan kuat. Alam memiliki kekuatan yang dalam waktu singkat mampu mencabut dan melenyapkan hidup manusia. Pola perilaku manusia yang salah terhadap sungai akan menimbulkan banyak permasalahan. Masalah yang sering muncul terkait dengan sungai adalah banjir serta pencemaran. Efek samping dari hal tersebut adalah timbulnya suatu penyakit yang akan berdampak buruk bagi kehidupan manusia itu sendiri. Bahan pencemar sungai berasal dari limbah domestik warga yang berdiam di kawasan sungai. Limbah itu berasal dari buangan dapur, kamar mandi, dan sampah. Sebagian besar sampah yang dibuang itu adalah bahan organik. Secara langsung, itu menurunkan kualitas air. Sebab, mikroba dalam sungai menguraikan zat organik, padahal mikroba tersebut memerlukan oksigen. Semakin banyak bahan organik yang dibuang, semakin sedikit kandungan oksigen dalam sungai. Hal tersebut akan menyebabkan kehidupan makhluk hidup dalam sungai terancam, sehingga sungai pun tidak layak lagi menjadi bahan baku air minum. Selain itu, tinja menjadi salah satu limbah domestik yang sangat berperan (sangat cepat membuat infeksi). Air yang tercemar tinja menyebabkan berbagai penyakit. Misalnya, gangguan pencernaan, penyakit kulit, dan penyakit mata. Penyakit itu bisa menjangkit warga yang memakai air sungai sebagai bahan baku air minum atau mandi. Sungai memiliki fungsi yang beragam bagi kehidupan manusia. Sebagai salah satu jalur transportasi, sungai sangat memudahkan kita dalam mengakses suatu wilayah ke suatu wilayah lainnya dengan bermodalkan sampan, perahu atau rakit. Sungai juga merupakan sumber mata pencaharian bagi sebagian masyarakat yang bermukim di pinggiran sungai. Bermacam jenis ikan dapat diperoleh seperti udang kecil, kepiting kecil, gurami, dan lain-lain. Selain yang tersebut di atas, sungai juga sudah berfungsi menjadi tempat mandi, cuci dan kakus. Ironisnya, kegiatan tersebut tidak dilakukan berjauhan, tetapi cukup berdekatan antara satu dengan yang lainnya. Masyarakat yang sedang kakus atau membuang hajatnya berdekatan dengan yang sedang mandi atau mencuci sehingga aliran air yang sebelumnya telah dihuni kotoran mengalir ke arah masyarakat yang sedang mandi dan mencuci, akibatnya bukan bersih yang didapat melainkan kotor kembali. Tidak banyak masyarakat yang memperhatikan hal ini. Padahal hal ini sangat mengancam kesehatan. Di dalam kotoran hasil buangan manusia, terdapat bakteri faecal colliform seperti E.coli yang dapat menjadi penyebab penyakit umum yang menimpa kalangan masyarakat kumuh yang hidup di bantaran sungai. Penyakit tersebut dapat berupa penyakit gangguan pencernaan dan gangguan kulit.

3. Jajan sembarangan dan tidak mencuci tangan sebelum makan.
Perilaku sederhana dalam rangka menjaga kesehatan ini sepetinya juga belum menjadi kebiasaan. Padahal hal ini sangatlah mudah dilakukan, akan tetapi belum banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga kebersihan tangan apalagi sehabis dari kamar mandi, sehabis memegang tempat sampah dan sehabis dari tempat umum. Di dalam tangan kita hidup puluhan koloni bakteri seperti E.coli yang tidak berbahaya, tetapi makan menjadi berbahaya apabila populasi tersebut bertambah banyak karena perilaku malas mencuci tangan. Hal tersebut dapat menyebabkan keluhan sakit perut. Perilaku jajan sembarangan juga menjadi perilaku yang mengancam masyarakat kumuh awam. Kurangnya kebersihan dalam pengolahan dan penyajian makanan, atau adanya zat tambahan seperti pengawet, pewarna dan perasa tambahan yang menyebabkan terjadinya banyak penyakit. Masyarakat awam, terutama anak kecil umumnya mudah tergiur dengan warna yang menarik serta rasa yang manis tanpa pernah memikirkan zat apakah yang terkandung dalam makanan tersebut.

Masyarakat kumuh awam seharusnya diberikan edukasi tentang bagaimana menjaga kesehatannya. Banyak etika yang harus diterapkan untuk menghindari perilaku kumuh awam seperti jangan membuang sampah sembarangan terutama di sungai, jangan menimbun sampah, kegiatan mandi cuci kakus sebaiknya dilakukan di jamban atau kamar mandi, tidak jajan sembarangan dan rajin mencuci tangan. Penyuluhan masalah kesehatan juga penting dilakukan seperti pengolahan limbah yang baik dan pengolahan sampah yang baik.

Jumat, 10 Juni 2011

Serpihan . . .

Hari ini aku dibuat marah!! bener2 marah!!
Semua pengorbanan yang sudah dilewati selama beberapa bulan, berakhir dengan satu kata "kecewa"

buah dari tidak keprofesionalitasan, kusebut...
atau buah dari ketidakdewasaan,,
entah, apapun itu...
mungkin Allah punya cerita lain untukku... semoga..

tulisan2 singkat di ponsel, rasanya ingin kuhapus.. tapi sayang, karena aku tahu, aku menulisnya pada event tertentu dengan luapan hati tertentu.. jadi daripada kuhapus begitu saja.. mungkin bisa diabadikan disini..

"ketika cinta sudah tidak mengenal lagi apa itu waktu, apa itu jarak, apa itu perbedaan"

"Ruangan merah jambu itu kini kosong lagi,,
Tersisa serp[ihan-serpihan kaca yang dipecahkan laba2 hitam,
Kukira laba2 ini yang akan selalu membuat ruangan ini ceria,
Kukira naungan yang diberikan oleh ruangan itu cukup bagi sang laba2,
Ternyata tidak, hanya sebentar ruangan itu terisi,
Kini kusam berdebu terancam roboh"


sedih?
memang.
miris?
sangat.

pertemuan singkat yang berakhir pekat . . .