Sabtu, 27 Desember 2014

Kritis!

Gw baru pulang dari sebuah minimarket ternama.
Minimarket ini berjarak sangat dekat dari rumah gw, dengan berjalan kaki, jarak tempuhnya sekitar 3-5 menit.

Entah kenapa, belakangan ini, saat gw berbelanja di sana, acapkali menemukan label harga yang tidak sesuai dengan scan barcode saat di kasir. Selisihnya bervariasi, mulai dari Rp.100-Rp.3.000an. Nilai yang kecil memang, tapi gw termasuk orang yang tidak suka membiarkan yang 'kecil' tersebut.

Seperti hari ini, gw membeli produk N dengan label harga Rp. 6.900,-. Tetapi saat di kasir, harganya menjadi Rp. 7.500,-. Selisih Rp.600,-. Spontan saja gw protes. Si mas kasir berkata bahwa harganya sudah naik. Lalu saya berpaling ke pegawai perempuan untuk menanyakan, saya minta ia untuk memeriksa label harga di rak. Dan ternyata, promosi itu hanya sampai tanggal 15 Des. Lalu gw bilang, "Trus gimana mba? Itu masih terpajang loh labelnya di rak". Si mba menjawab, "saya kembalikan saja selisihnya ya bu." Ok, masalah selesai.

Ada lagi, gw pernah berbelanja produk yang di label tertera beli 2 gratis 1. Gw sebagai kaum hawa yang tidak kuasa menahan godaan diskon, langsung membelinya. Sebetulnya, gw gak butuh2 amat sih, tapi, yah namanya gw. Saat di kasir, ketiga barang tersebut tetap dihitung tiga2nya. Artinya, bukan beli 2 gratis 1. Tentulah, gw protes. Saat ditelusur, ternyata itu promo bulan lalu, yang dengan lalai, masih terpasang. Akhirnya, dengan muka masam, si kasir menjelaskan bahwa barangnya sudah tidak promo, apakah gw masih mau beli? Jelas saja gw menolak. Gw minta cancel (yang saat itu barang sudah discan). Dengan agak kerepotan, kasir meng-cancel barang tsb dr list. Yang artinya, gw emang mungkin gak boleh beli barang ga penting itu, hhe.

Buat gw, bukan masalah seperak dua perak yang harus gw relakan ketika ada kesalahan seperti itu. Tapi ini masalah kedisiplinan, masalah kepercayaan customer terhadap tokonya. Banyak, orang2 di sekeliling gw, yang lebih memilih menggerutu, merutuk dalam hati dan berkata, "males ah gw balik ke minimarket itu, penipu!" daripada mempertanyakan hak kita sebagai customer seperti gw tadi.

Yah, mungkin kita malas, atau dalam kasus gw, bosen terus2an protes setiap menemukan label belanja yang tidak sesuai. Tapi buat gw, WAJIB untuk selalu mengecek bon setiap gw belanja. Karena ingat, seperak dua perak yang harusnya kita klaim itu, seharusnya kita minta, barangkali bisa kita berikan kepada yang lebih berhak daripada menjadi profit tambahan bagi minimarket yang gw yakin profitnya memang sudah besar.

Orang bilang gw pelit? Buat gw enggak, gw cuma kritis sebagai konsumen, itu aja.

Rabu, 10 Desember 2014

Fase.

Aku sudah LDR 1 tahun 2 bulan, tepatnya.
Berbagai fase sudah kualami.
Fase tidak terima kita berpisah.
Fase rindu menggebu.
Fase sedih berurai air mata.
Fase kesepian.
Fase tegar terbiasa ditinggal.
kembali ke Fase kangen tak terelakkan.
Fase marah tak bisa bersua.
Fase kecewa sulit komunikasi.
Fase senang berlibur bersama.
Fase bahagia didatangi.

Tapi, dari berbagai fase itu. Baru kali ini kurasakan Fase damai.
Dimana tidak ada lagi perasaan rindu yang berujung tangisan.
Kamu pernah tau rasanya rindu?
Adalah kamu gelisah, tidak tenang. Haus akan kehadirannya. Menuntut hakmu, seakan kewajibannya berada disisimu. Tidak terpenuhi dan kamu hanya bisa menangis.

Kamu tahu, fase damai ini kudapat darimana?
Putus.
Yah, kami putus.
Dan jangan tanya kenapa kami putus dan mohon jangan salahkan kegagalan LDR kami.
Tapi, yah, kami memang putus.
Setidaknya aku menganggapnya seperti itu.

Dan bagaimana rasanya sekarang?
Rasanya sungguh damai, jika kamu percaya itu.
Tenang, tidak ada perasaan mengusik.
Tidak ada rasa rindu yang menyelinap sebelum tidur.
Entah, ini perasaan mati rasa sesaat. Atau tidak.
Yang jelas, fase Damai ini. Ingin kunikmati. Malam ini.
Nite all.

I just want to write.

Pernahkah kamu merasa, berharap, waktu untuk tidak berputar.
Berharap berhenti.
Tidak ingin memutar balik waktu, karena terlalu menyakitkan.
Juga tidak ingin mempercepat waktu, karena akan terasa hampa akan ketiadaan sosok itu.
Kamu hanya ingin disini.
Di waktu seperti ini.
Di menit ini, di detik ini.

Berharap bahwa nasib baik akan memihakmu.
Bahwa semua ini tidak nyata.
Ketika ucapan tidak bisa ditarik, ludah tidak bisa dikembalikan.
Detik ini, menit ini, hanya ingin kuhentikan.

Ajaib, sedih itu tidak ada.
Bahkan sakit itu apa.
Tersisa kecewa, dan rasa tidak percaya.

Ya, aku menangis. Bukan karena sedih. Tapi karena marah.
Sesuatu yang harusnya tidak terjadi malah terjadi.

Malam ini.
Bagaimanapun rasanya.
Mungkin hanya tidur yang mampu sembuhkan semua.

Jumat, 05 Desember 2014

GreenTeAddict

Entah kenapa gw suka banget Green Tea, lebih tepatnya Green Tea flavour. Kalau Green Tea minumannya sih, gw biasa aja. Tapi klo sebagai bahan campuran suatu makanan/minuman, gw bakal jadikan itu pilihan no.1. Cukup banyak makanan/minuman berbahan Green Tea yang udah gw coba, dan itu selalu bikin gw nagih, nagih dan nagih. Berikut ini beberapa komentar tentang makanan/minuman tersebut.
1. Donat JCO.
Ada 2 varian donat JCo yang memakai Green Tea: Green Tea Cream Cheese dan Mr. Green Tea. Jujur, gw lebih suka yang ada cream cheesenya, karena jadi paket lengkap banget, green tea ketemu cheese. Sedangkan Mr. Green Tea terasa lebih "kosong" dibandingkan Green Tea Cream Cheese. Yah, klo lo laper banget, pilihlah yg ada cream cheese, tapi kalau sekedar nyemil ringan, pilihlah Mr. Green Tea.
Rate: 9.0 out 10.0
Green Tea Cream Cheese
Mr. Green Tea
 
 2. KitKat Green Tea
Yap,, cemilan yang sempet hebooohh banget ini ga dijual di Indonesia. Kitkat dengan rasa green tea asal jepang ini biasanya dijual online atau beli di luar Indonesia. Gw sempet nyobain waktu temen gw ngasi sebagai oleh-oleh dari Singapura. Rasanya unik memang, lain dengan kitkat yang biasa. Kalo kata temen gw sih rasanya ga enak. Pahit2 gimana gitu, dia lebih suka yang original. Yah, sebagai bukan penyuka kitkat sejati, rasanya not badlah. Apapun green tea, ya gw suka2 aja, walaupun bukan one of my fave, gw tetep terkesan dengan rasanya.
Rate: 8.0 out 10.

Kitkat Green Tea


3. Hop-hop bubble rasa Green Tea.
Nah, ini gw lupa nama bubblenya rasa apa. Sementara gw skip dulu. Yang jelas ini enyaaakkkk.
Rate: 8.5 out 10.

4. Wrigley's Green Tea
Sepertinya baru kali ini gw makan permen karet rasa green tea.