Rabu, 28 November 2018

Update!

Heyho, welcome back!

Sudah hampir 2 tahun gw gak nulis. LOT of things happened.

Gw sudah melahirkan seorang anak cantik bernama Ghaisani pada 12 Februari 2017.
Gw masih menyusui dia hingga sekarang (21 bulan) thanks GOD! Lika liku menyusui dia bakal gw share kapan2. Gw juga mau cerita tentang lahirannya. Kapan2 gw share ya...
dan,, gw masih LDR LDM sama suami, kadang pulang 1-2 kali seminggu.

Setelah ini, gw bakal cerita tentang kegiatan terbaru kami ya. LI-BU-RAN. Horee. Nantikan ceritanya yaa

Rabu, 09 November 2016

Bangku prioritas

Oke, kali ini gw kembali untuk membahas mengenai KRL. Topik yang gw angkat kali ini adalah mengenai bangku/kursi prioritas.
Kursi prioritas di setiap pojok gerbong KRL (sumber: asepsaiba.wordpress.com)
Kalo lo naik KRL, pasti pernah liat label dibawah ini di dekat kursi paling pojok disetiap gerbong KRL. Itu namanya kursi prioritas. Umumnya bisa diisi oleh 3-4 orang. Di setiap pojokan gerbong, masing2 ada 1, jadi ada 4 set kursi prioritas.

Label untuk kursi prioritas (sumber: naningisme.wordpress.com)
Siapa aja sih yang diprioritaskan?
Mulai dari ibu hamil, ibu yang membawa anak, lansia dan penyandang disabilitas.
Sayangnya,, tidak semua tahu dengan pasti definisi dari kursi prioritas tersebut (gw pun juga masih rancu). 

Untuk kategori ibu hamil, nah ini jelas lah ya. Kalo ibu hamil ya pasti gak rancu definisi-nya. Mau hamil 0 bulan sampe 9 bulan, berhak duduk di kursi prioritas.
Embedded image permalink
(sumber: @NegeriID)

Kategori kedua, ibu yang membawa anak. Nah, ini kategori rancu. Pertanyaannya, seberapa besar ya anak yang dibawa sehingga berhak duduk di kursi tersebut? Hanya bayi-kah? Atau balita-kah? Atau orangtua dengan anak kecil berseragam SD juga berhak? Kalo SMP mah kayanya udah pasti gak berhak lah ya. Kalo kita lihat di gambar, si anak itu digendong oleh orangtuanya. Berarti, apakah hanya anak yang masih digendong orangtuanya, yang berhak dapat kursi prioritas? Kalo anaknya udah gede dan digendong gimana? Nah, kan.
Embedded image permalink
(sumber: @NegeriID)


Kategori ketiga, lansia. Kategori ini juga rancu. Sebenarnya, lansia yang dimaksud itu yang seperti apa sih? 
Berikut ini beberapa pengertian lansia menurut para ahli (sumber: http://www.pengertianahli.com):
  • Pengertian Lansia Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu: young old (65-74 tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old (lebih dari 85 tahun).
  • Pengertian Lansia Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun (young old); 75-80 tahun (old); dan lebih dari 80 tahun (very old).
  • Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun 1998: Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
    Pengertian Lansia Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita yang telah mencapai usia 60-74 tahun.
  • Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM: Seseorang dikatakan masuk usia lansia jika usianya telah mencapai 65 tahun ke atas.

Gw pernah, saat naik KRL, mendengarkan curhatan seorang bapak. Dia bilang, usianya sudah 60 tahun (dan tentu saja masuk kategori lansia), tapi ia pernah malah disuruh berdiri sama penumpang lain saat ia duduk di kursi prioritas. Alasannya, karena saat itu ada ibu hamil. Memang, gw lihat, bapak itu tidak setua usianya, masih nampak bugar walau rambutnya sedikit beruban. Sejak saat itu si bapak lebih memilih duduk di kursi umum saja. Daripada diusir lagi, katanya. See,, kategori ini rancu juga kan?
Embedded image permalink
(sumber: @NegeriID)
Kategori keempat, penyandang disabilitas. Nah yang ini sih, menurut gw cukup jelas ya.
Embedded image permalink
(sumber: @NegeriID)
Jadi, menurut gw penumpang yang merasa berhak dapat kursi prioritas dan penumpang umum lainnya harus sama2 bekerjasama lah.

Untuk yang tidak berhak duduk di kursi prioritas, ya jangan duduk di kursi prioritas, sekalipun kursi itu kosong. Ya, bisa saja sementara kursi itu kosong, kalau nanti di stasiun selanjutnya ada penumpang yang memang berhak, apakah lo yang udah terlanjur duduk disitu mau berdiri? Kalo mau sih bagus!
Dan untuk yang merasa memang punya hak duduk di kursi prioritas, gunakanlah hak anda semaksimal mungkin. Jangan malah mengharapkan penumpang umum lain memberikan kursi untuk anda.

Senin, 07 November 2016

Babymoon in Jogja (part 3: Cave Tubing di Goa Pindul)

Heyho! Yang belum baca Part 1 dan Part 2, tinggal klik aja ya.

Setelah makan, lanjut ke destinasi pertama, Goa Pindul!
Awalnya gw sempet bingung, kemana aja ya ke Jogja itu? Pengen ke tempat yang asik tapi aman bagi bumil. Mulailah browsing-browsing ada apa aja di jogja dan memungkinkan buat bumil gak.

Nemulah kegiatan seru, cave tubing! Kegiatan menyusuri air di dalam goa dengan duduk diatas ban dalam yang nanti ditarik oleh pemandu. Aman untuk bumil karena air ini tidak berarus. Langsung gw search aja tempatnya dimana dan bagaimana kalo mau ikut cave tubing.

Ternyata disana ada banyak calo-calo kalo kita gak reservasi/janjian sama salah satu dari 11 pemandu wisata disana. Searching-searching-searching, akhirnya cukup yakinlah sama salah satu pemandu wisata disana, Wirawisata namanya. Ceki-ceki disini kalo mau tau lebih banyak. Bayarnya cuma Rp. 35.000/org, itu sudah termasuk jasa pemandu, penjemputan dari meeting point biar gak nyasar, ban dalam dan pelampung. Murah yeee...... Informasi tentang goa pindul dan sekitarnya gw dapet dari salah satu pengelola disana yang namanya Mas Rudy. Orangnya ramah dan mau gw tanya macem-macem tentang kondisi disana.

Kita tiba di  meeting point Gapura selamat datang wonosari mendekati pukul 10 pagi. Waktu yang pas untuk mengunjungi goa pindul memang sekitar jam 10.00-12.00, karena ada spot bagus yang bisa terlihat bagus kalo dikunjungi pada jam tersebut. Sepanjang perjalanan, memang banyak plang-plang bertuliskan: INFO GOA PINDUL. Untungnya kita memang sudah janjian dengan salah satu pemandu ya. Pada saat berhenti sejenak di satu daerah saja, kita sempat didatangi oleh calo-calo. Mobil kita langsung dikerubutin gitu dong. Wah, kebayang kalo gak janjian dulu sebelumnya. Perjalanan dari gapura menuju lokasi ternyata lumayan jauh dan bisa nyasar sih kalo sendirian. Setiap pemandu ternyata punya kantor-kantor tersendiri yg terpisah-pisah, walaupun destinasinya tetap sama.

Sampai disana, kita diajak ke loket. Dijelaskan oleh mbak-nya tentang paket wisata disana. Walau cuma berdua (tidak seperti peserta lain yg datang serombongan bahkan dengan bus), mbak-nya tetap menjelaskan dengan panjang lebar ke kita berdua tentang paket wisata yang ada. Sehabis pilih paket, langsung bayar ke loket tiket lalu dipersilahkan untuk ganti baju dan menunggu dipanggil. Disana ada tempat penitipan barang (bayar Rp. 2.000) dan kamar ganti. Barang-barang berharga sengaja gak kita taruh mobil, karena parkir mobil berada di halaman rumah warga, jadi barang berharga dan baju ganti kita titip di loket penitipan barang.

Pose dulu, di depan loket tiket.
Saat dipanggil, kita langsung disuruh pake jaket pelampung yang tersedia di rak jaket dan menunggu dipanggil lagi. Sembari menunggu dipanggil, mas-nya menawarkan kita untuk berfoto di spot-spot 'wajib foto' di area sana. Wah, dengan senang hati, kita sih senang-senang aja difoto. Setelah rombongan kita siap, kita berjalan ke tempat gudang ban dalam lalu meneruskan perjalanan ke sungai di mulut goa. Perjalanan tidak terlalu jauh kok, jadi tidak melelahkan buat bumil, cuma berhati-hati saja pada saat menuruni tangga menuju sungai.
Difotoin sama mas pemandu, di depan spanduk.

Tiba di tepi sungai, kita dibantu untuk menduduki ban dalam tersebut oleh para pemandu. Agak ngeri sih buat gw, karena kan gw pada dasarnya emang takut air. Blukkk aja, begitu gw mendudukkan badan gw di tengah ban dalam, nyessss,,, langsung basah celananya,, tapi enak juga ngambang-ngambang di air dengan kedalaman 1,5 meter. Setelah semua siap, perjalanan pun dimulai. Dengan saling berpegangan pada tali di kanan-kiri ban, satu sama lain, kita memasuki Goa Pindul. Ada 3 zona, zona terang, zona remang dan zona gelap. Zona gelap adalah zona terdalam yaitu 12 meter. Untungnya gw berada persis di belakang mas pemandu, jadi gw bisa denger penjelasannya dengan jelas. Penjelasannya bisa lihat foto-foto aja ya.

Suami siaga, bawain ban istrinya yang lagi hamil ;D

Wajah-wajah sebelum masuk goa, muka gue nervous sebenernya,,, khawatir kelelep -,-

Kawanan kelelawar buah (Megachiroptera) di zona terang. Halo Pteropus..! Sudah lama tak jumpa.... :)

Muka girang berhasil megang Batu Lingga (CMIIW),, konon ini batu keperkasaan pria. Wew..

Gagal total dapetin tetesan mata air awet muda :(

Finish!

Free wedang pindul, setelah berbasah-basahan ria.


Kamis, 20 Oktober 2016

Babymoon in Jogja (part 2: Soto Seger Mbok Giyem)

Heyho! Kita lanjut yaa....

Yang belum baca part 1, ada disini.

Kita berangkat naik Lion Air flight jam 05.55 WIB dari CGK. Mengapa naik Lion Air? Karena itu adalah penerbangan paling pagi yang termurah. Kita mau sampai di Jogja sepagi mungkin. Ohya, kita berangkat dari Sabtu pagi, bukan Jumat malam, pertimbangannya karena biar bisa istirahat dan packing dulu sepulang dari kantor. Ingat, bumil gak boleh capek-capek dan ngoyo!

Tiba di Bandara Adi Sutjipto jam 07.05 WIB. Nah, dari situ kita janjian sama mas-mas dari rental mobil, mas Anang namanya dari Lestari Rental Mobil. Ini adalah tempat rental mobil termurah yang gw temuin via googling. Total penyewaan dari jam Sabtu jam 7 pagi hingga Senin jam 7 malam cuma Rp. 600.000,-. Pelayanannya oke banget, walaupun kita masih di bandara Jakarta (waktu itu sekitar pukul 06.00 WIB), dia bilang dia sudah di bandara Jogja, menunggu di satu tempat makan. Oh my God, profesional banget yak, menghargai waktu sekali. Buat yang mau kepo-in, capcus ke webnya langsung disini. Ohya, kita agak beruntung, karena pas ketemu mas Anang-nya, ternya dia salah bawa mobil, harusnya mobil yang kita sewa itu Xenia, tapi malah dapat yang bagusan, Avanza. Katanya, harganya tetep, karena itu kesalahan dari dia. Kunci mobil sudah ditangan, sudah lunas pembayaran di muka, oke, kita let's go!

Pertama kali kita cari pom bensin, karena sudah pasti bensinnya tiris banget, bener-bener E. Habis itu lanjut cari makan. Ketemu Soto Seger Mbok Giyem khas Boyolali. Sejenis soto kudus tapi kuahnya lebih bening. Isinya adalah daging sapi bukan ayam, beserta sayur-sayuran selayaknya soto. Rasanya enaaakkk,,, yang bikin menggoda adalah jajaran lauk-pauknya, ada bakwan yang masih hangat karena baru selesai digoreng, ada tahu goreng, ada sate telur puyuh, sate otak, sate paru, sate ati ampela, dan the one and only favorit gw adalah perkedeeell.... yap, kenyang dan puas makan disitu. Makan berdua plus minum plus ambil lauk-pauk sesuka hati cuma Rp. 40.000,-.

Nyummyy banget kan, duh jadi pengen lagi
Bakwan yang enaaakkk karena masih hangat
Para warga sate-satean, gw gak ambil lauk ini sih, tapi suami ambil sate telor puyuh







Babymoon in Jogja (part 1)

Heyho! Apa kabar semua kawan-kawan ?

Blog ini udah lumutan banget yaaaa....

Habis nengokin blog ini dan omaigat, backgroundnya gak banget. Pengen ganti tapi nanti deh, lagi pengen nulis dulu.

Mau cerita nih, pengalaman Babymoon ke Jogja kemarin.

Yap, sekarang gw sudah menikah, dengan seorang pria yang sudah bertahun-tahun menemani hidup gw, pasang-surut perasaan, semua gejolak hubungan udah gw rasain bersama dia, dan yap... dialah pria itu.

Gw juga sekarang lagi hamil, 6 bulan saat ini..

Langsung aja ya, gw ceritain pengalaman Babymoon gw. Mungkin akan terbagi ke dalam beberapa part, pokoknya ikutin aja ya.....

Jadi, babymoon ini sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari. Saat mengetahui bahwa diri gw hamil, saat itu pula gw memutuskan mau pergi babymoon nanti. Waktunya, sesuai artikel-artikel yang pernah gw baca, bahwa waktu teraman bumil pergi adalah saat trimester kedua. Karena bulan Oktober ini adalah bulan bersejarah bagi hubungan kita berdua, bertepatan pula dengan bulan kelima kehamilan gw, akhirnya diputuskan tanggal 14-17 okt kita pergi babymoon! Untuk lokasi, sebelum gw hamil memang gw dan suami udah punya rencana untuk weekend getaway ke Jogja, nah daripada bingung2 cari lokasi, wujudkan saja rencana ke Jogja-nya.

Habis itu, searching hotel, spot2 wisata yang ramah bumil, bikin itinerary, hubungi agen sana-sini, dan terciptalah jadwal seperti dibawah ini:

Kenapa ada jadwal yang kosong? alasannya nanti ya, saat gw bahas mengenai hotel tersebut.

Tiket sudah, booking hotel sudah, rental mobil sudah, lalu tibalah hari H. Bagaimana ceritanya? Lanjut ke Part 2 ya....

Minggu, 07 Juni 2015

Gusar

~Background music [Pada Satu Cinta-Glenn Fredly] turn on....

Dulu, ketika hubungan gw dengan si dia mulus-mulus aja, dalam artian gak ada konflik internal antar kita berdua, satu-satunya masalah yang kita hadapi adalah restu dari ortu dia.

Sekarang, ketika hubungan kita berdua sudah direstui, masalah yang muncul adalah konflik internal antara kita berdua. Dia selingkuh, dan gw sulit menerima (permohonan maaf)-nya.

Life is complicated, huh.

Rabu, 13 Mei 2015

Forgive (not) forgotten.

"Memaafkan kemudian melupakan".
Itu kata bu tri tadi pagi saat membahas mengenai aku yang diselingkuhi.

"Perempuan itu sulit untuk melupakan. Jangankan masalah diselingkuhi, masalah kesalahan sepele laki2 aja bisa jadi besar. Misal, masalah menaruh handuk basah di kasur, itu bisa jadi ribut besar."

Kemudian Bu Tri bercerita, "dulu aku punya teman yang benci banget dengan sepatu merah. Kalau ada toko yang menjual sepatu merah, dia lebih baik jalan memutar untuk menghindarinya. Ternyata, suaminya dulu pernah selingkuh dan terpergok dengan cewek selingkuhannya yang saat itu memakai sepatu merah. Itulah, perempuan sulit melupakan."

TRAUMA.
Ya itu yang kualami. Tanpa kubuat-buat, aku memang jadi trauma pada beberapa hal: tiba-tiba jadi benci sekali melihat anak perempuan berumur 1 tahun yang kulihat di angkot; aku jengah jika ada yang menyebut kata2 "janda", apalagi sekarang lagi ramai berita pembunuhan janda 'deudeuh' yang juga PSK itu; aku benci melihat etalase lolipop berbentuk hati: aku benci melewati toko kue Hol**** Bakery; seumur hidup aku tidak akan pernah mau pergi ke Ciater.
Segala macam hal/barang yang berhistori dengan cowokku dan cewe itu, membuatku benci sekali.

Pernah baca di sebuah artikel:
Pasangan yang berhasil memaafkan dan melewati post-traumatic growth akan memiliki hubungan yang lebih luar biasa lagi dari sebelumnya.

Iya, kalo gw berhasil melaluinya. Kalo enggak?
Maka, seumur hidup gw akan terbayang2 terus, teringat2 terus dan bukan tidak mungkin, mengungkitnya.

Bu Tri tadi juga bilang, "mendingan Muth, kalo gabisa memaafkan, tinggalin aja. Karena itu bisa jadi bumerang ke diri kita. Awalnya, si laki2 akan menunjukkan perilaku menyesal dan berusaha menebus kesalahannya. Tapi kalo setiap pertengkaran, kamu ungkit2 terus. Dan kamu selalu tuduh dia, gak pernah berubah, padahal dia udah berubah. Lama2, dia gak jadi berubah beneran. Dia bisa kesal, capek, dan berpikir : ngapain berubah kalo gak dianggep. Jadi tambah hancur, Muth. Jadi sekarang pilihan di tangan kamu. Tinggalin atau memaafkan kemudian melupakan."

Sulit memang, memaafkan kemudian melupakan. Gw udah hampir 4 tahun jalan sama dia. Dikhianati itu rasanya sakit. Dan hanya gw yang tahu persis rasanya.

Jadi, gw coba bertekad untuk:
1. Menghargai setiap usaha dia untuk berubah.
2. Memaafkan dan mencoba untuk tidak mengungkitnya.

Berat? Ya, berat banget. Tapi ini pilihan gw.
Gw coba.
Bismillah ....