Rabu, 09 Maret 2011

Labil

Entah mengapa tangan saya gatel. Gatel untuk menulis yang engga2 lagi. Saya tahu saya sudah berjanji buat engga ngebahas hal ini lagi, tapiiiiii saya gag kuat. Saya gemes sama diri saya sendiri yang masih mengharap seperti orang bodoh. Hoahhh,,,

Kalau dihadapkan pada suatu pilihan:
- pilih gag tau sama sekali tapi penasaran
- atau pilih tau tapi menyakitkan

Nah, pilih yang mana tuh ? Kalo saya , jujur untuk saat ini, memilih untuk tidak tau sama sekali dan berusaha untuk tidak penasaran. Tutup mata dan telinga (berusaha). HHaa, tapi memang dasarnya saya yang punya hobi menyelidiki sesuatu. Tetap saja saya penasaran, dan selalu saja ada fakta yang secara kebetulan muncul yang membawa saya ke fakta2 selanjutnya dan membuat saya mengambil keputusan bahwa saya telah : K.A.L.A.H

Saya memang jauh dibanding dia, saya tahu itu. Tapi hal ini gak menghalangi saya buat sayang kan. Jujur sih, rasa sayang saya memang mulai berkurang (saya mencoba kurangi tepatnya, semogaa). Lelah rasanya menggantungkan hati pada orang, apalagi disaat orang itu sudah pergi alias gag sama kita lagi. Makanya, belakangan ini aku mencoba menghindar, mencoba untuk mandiri kaya dulu lagi. Tapi jatohnya sekarang agak kaku, jadi kaya ada pagar invisible gitu. Rasanya jengah juga ngedenger panggilan yang sudah berubah. Apalagi setelah tahu (lagi2 fakta itu memang menyakitkan, huah) bahwa panggilan itu telah jatoh ke tangan orang lain. Rasanya: SAKIT. Harusnya jangan pernah ada panggilan itu kalau memang panggilan itu hanyalah seperti piala bergilir yang dapat diserahkan pada org lain. Sempat, setelah kita cukup jauh, dia masih memanggilku dengan panggilan itu. Disaat itu aku bersyukur, setidaknya dia masih memanggilku dengan sebutan itu. Tapi sekarang, hmmm.. jangan ditanya betapa sakitttttttttttttnya.

Entah mau berbuat apa lagi sekarang, hati itu kini resmi pergi dan pindah rumah. Tapi, pintu rumah lamanya tetap akan terbuka untuknya :)

Kadang berfikir, bagaimana cara mewaraskan otakku ini agar bisa menyukai orang yang sewajarnya?
Aduh kepala saya puyeng, enak tidur dulu nihh
Hmm,, intinya
Saya lagi berusaha sekeras mungkin buat memaafkan diri saya sendiri atas semua yang pernah terjadi bersamanya, mengikhlaskannya dan menerapkan dalam hati bahwa "jodoh gag bakal kemana". Kalau memang jodoh, kalau engga ya.... udah.
Tuhan, sampai detik ini saya masih sayang dia :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar