Kamis, 12 Agustus 2010

Kampanye ProFauna : Tolak Ekspor Owa Jawa di Lido,Sukabumi


ProFauna Indonesia dan International Primate Protection League (IPPL) menolak wacana untuk ekspor owa jawa (Hylobates moloch). Wacana tersebut merupakan draft agenda dalam workshop tersebut yang akan membahas kriteria untuk mengeskpor owa jawa ke luar negeri yang diadakan PHKA Departemen Kehutanan dan Howletts the Aspinall Animal Park di Lido Lakes Resort & Conference,Sukabumi pada Jumat (6/8/2010). Owa jawa adalah satwa langka yang telah dilindungi oleh undang-undang dan juga masuk dalam appendix I CITES (Convention of international in Trade of Endangered Species). Keberadaanya terancam di alam akibat dari deforestasi hutan di Jawa dan perburuan untuk diperdagangkan. Penyebaran populasi yang terbatas pada beberapa hutan di Jawa Barat dan Jawa Tengah seperti Gunung Halimun, Gede Panrango, Gunung Slamet, Dieng, Gunung Ciremai, Ujung kulon dan Tangkuban Perahu semakin membuat keberadaannya terancam punah.

Kami melakukan briefing pada malam sebelumnya, yaitu Kamis (5/8/2010) yang diikuti oleh supporter ProFauna dari Malang (Mahmud, Didik, Didin, dan Fathoni) dan supporter Jakarta (Muthia, Abas, Marsudi, Alvent, dan Rouf) bersama Radius Nursidi (ProFauna Forest Campaign Officer), R.Tri Prayudhi (ProFauna Wildlife Campaign Officer) dan Irma H. (ProFauna Jakarta Representative) di Kantor LASA,Bekasi. Dalam briefing dijelaskan mengenai tujuan dan konsep demonstrasi. Dijelaskan pula mengenai kostum untuk aksi besok, yaitu kaus berlogo ProFauna, celana panjang, dan sepatu. Direncanakan aksi demo tersebut dapat dilakukan di dalam hotel atau setidaknya di depan Hotel Lido tersebut. Jumlah armada yang sedikit tidak menyurutkan semangat kami untuk berdemonstrasi. Akhirya briefing malam itu ditutup dengan doa demi kelancaran acara besok dan dilanjutkan dengan istirahat guna mengumpulkan energi untuk aktivitas esok. Kami malam itu menginap di kantor LASA guna memudahkan koordinasi pada pagi hari.

Esok paginya pada pukul 06.00, kami telah mandi dan bersiap untuk berangkat. Sembari menunggu dua buah mobil yang datang menjemput, kami sarapan. Jam menunjukkan pukul 07.00 saat mobil datang. Kami bergegas menuju lokasi yang kurang lebih memakan waktu 2 jam. Tepat pada pukul 09.50, kami sampai di depan Lido Lakes Resort & Conference. Mobil kami memasuki pintu gerbang yang dijaga oleh dua orang satpam yang ramah, lalu masuk lagi melewati pintu gerbang kawasan Hotel Lido yang diduga merupakan tempat diadakannya workshop tersebut. Sungguh sebuah penjagaan yang cukup privasi dan ketat. Mobil kami parkir di halaman hotel tapi kami belum diizinkan turun. Terlebih dahulu 2 orang dari tim masuk untuk mengecek lokasi dan keberadaan workshop tersebut serta untuk mengetahui apakah memungkinkan apabila dilakukan demo di dalam hotel. Sekitar 20 menit kemudian, 2 orang tersebut muncul kembali. Mereka mengatakan bahwa workshop terdapat di Meranti Hall tetapi keadaannya tidak memungkinkan untuk demo di dalam hotel. Sebab pada hari itu, turut berlangsung juga berbagai macam acara di dalam hotel tersebut yang dikhawatirkan akan turut mengganggu jalannya acara lainnya. Entah sengaja dirahasiakan atau tidak, satpam di pintu gerbang hotel berkata tidak tahu saat ditanyakan mengenai keberadaan workshop tersebut. Kami memutuskan menunggu di luar area hotel. Tekad kami tetap bulat untuk melakukan demonstrasi meski hanya di depan pintu gerbang Lido Lakes Resort & Conference.

Jam menunjukkan pukul 10.00, saatnya kami beraksi. Kesembilan orang dari kami bersiap-siap mengambil atribut yang akan dibentangkan. Terlihat formasi yang unik pada demonstrasi kali ini karena hanya terlihat 1 orang perempuan yang diapit oleh 4 orang laki-laki di kanan dan kirinya. Empat orang memegang spanduk bertuliskan "TOLAK EKSPOR OWA JAWA" dan "BAN EXPORT JAVAN GIBBON" sedangkan tim kami yang lainnya mengangkat spanduk bertuliskan hal yang sama tetapi disertai dengan gambar wajah owa jawa yang memelas. Aksi demo berjalan kurang lebih 1 jam. Kondisi cuaca yang cukuop terik dan sepinya lokasi membuat aksi kali ini berlangsung cukup singkat. Sangat disayangkan wartawan yang datang hanya berjumlah sedikit. Yah, memang seperti itulah jika melakukan aksi di kawasan pinggiran kota. Tapi yang cukup membuat senang ialah animo masyarakat sekitar cukup besar terhadap apa yang kami lakukan. Tidak segan-segan mereka turut mengabdikan aksi kami lewat kamera ponsel. Mobil yang lewat pun terkadang juga melambatkan lajunya agar biasa melihat aksi kami dengan lebih jelas. Setidaknya salah satu tujuan kami untuk menyampaikan pesan dan kondisi terkini mengenai wacana tersebut tersampaikan. Harapan kami, pemerintah dapat mengambil keputusan untuk tidak memberikan izin untuk ekspor owa jawa ke luar negeri dengan alasan apapun.Melihat bahwa owa jawa adalah satwa langka yang merupakan kekayaan alam Indonesia, maka ProFauna memandang bahwa program penyelamatan owa jawa mestinya dilakukan di Indonesia yang merupakan habitat alami owa jawa. Jika ada lembaga atau kebun binatang yang peduli terhadap pelestarian owa jawa, maka sebaiknya dukungan tersebut diberikan dengan mendukung program pelestarian owa jawa di Indonesia, bukan dengan membawa owa jawa ke luar negeri. Apalagi menurut Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan satwa liar disebutkan bahwa pertukaran owa jawa itu harus mendapat persetujuan langsung dari presiden. Pertukaran itupun harus dilakukan atas dasar keseimbangan nilai konservasi.

Keep the wild animal in the wildlife!

Muthia R.,
Supporter ProFauna Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar